Pekanbaru (Gomediaku.com) – Kasus Covid-19 di Riau semakin meningkat bahkan tertinggi di Sumatera. Kendati pemerintah Provinsi Riau telah menyediakan rumah isolasi yang bisa digunakan pasien untuk isolasi, namun kapasitas ruangan di rumah sakit untuk pasien dengan keluhan sesak nafas mulai penuh.
Hal ini tentu berbeda jauh dengan yang terjadi di New York, warganya bisa beraktifitas bebas tanpa menggunakan masker karena telah terbangun herd immunity.
“Bukti nyata bahwa vaksinasi bekerja adalah yang sudah dilaksanakan di New York yang mencapai 70% dan sudah bisa berkegiatan tanpa menggunakan masker lagi karena mayoritas imunnnya sudah kuat,” jelas dokter spesialis jantung, dr. Dasdo Antonius Sinaga, Sp.JP.
Penekanan kasus Covid-19 dapat ditekan dengan ditingkatkannya jumlah vaksinasi. Vaksinasi adalah virus yang dilemahkan dengan melakukan injeksi ke bawah lengan agar tubuh membentuk antibodi.
“Tujuan vaksinasi adalah untuk mengenalkan tubuh dengan kuman tertentu sehingga tubuh memproduksi tentara/antibodi, herd immunity untuk melawan virus,” kata dr. Dasdo.
Perlu didorong pelaksanaan vaksinasi meski harus berbanding lurus dengan jumlah dosis vaksin yang tersedia. Saat ini pemerintah pusat dan pemerintah daerah melakukan berbagai upaya untuk melakukan vaksinasi massal baik melalui vaksinasi di puskesmas, golongan prioritas, vaksinasi gotong royong, maupun bus vaksinasi keliling seperti yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota Pekanbaru. Target penerima vaksinasi untuk membangun herd immunity adalah di atas 70% dari jumlah penduduk.
“Setiap warga yang ingin divaksin cukup menunjukkan KTP Kota Pekanbaru untuk mendapatkan vaksinasi di bus vaksin keliling,” jelas Walikota Pekanbaru, Firdaus, ST., MT saat melepas keberangkatan bus vaksin keliling pada Senin (07/06).
Ada beberapa hal yang harus tetap diperhatikan oleh orang yang telah menerima vaksinasi Covid-19 baik itu jenis Cinovac, Cinopharm, atau vaksin lainnya.
Orang yang telah mendapatkan vaksinasi tetap harus menjaga protokol kesehatan dengan baik dan memakai masker dengan benar. Meski telah mendapatkan vaksinasi, seseorang tetap dapat terinveksi Covid-19 namun dengan gejala yang lebih ringan dan lebih cepat sembuh.
Vaksinasi diberikan kepada orang dengan usia 17 tahun ke atas. Proses vaksinasi yang pertama pada tubuh akan membentuk antibodi namun belum terlalu banyak. Sedangkan suntikan kedua dianggap sebagai booster. Setelah pengenalan pada tubuh dengan suntikan pertama, diharapkan suntikan kedua kadar antibodi yang diproduksi akan makin tinggi. Tingkat antibodi yang baik akan didapatkan setelah 3 atau 4 minggu vaksinasi kedua.
“Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya sebelum vaksin konsultasi secara jelas kepada dokter yang biasa menangani dan tenaga medis yang akan memberikan vaksin secara terus terang dan lengkap,” terang dr. Dasdo pada Jumat (18/06) di Ballroom lantai 12 Hotel Grand Zuri, Pekanbaru.
Pelaksanaan vaksinasi juga mengalami kendala, diantaranya berita hoax yang beredar di masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang menolak vaksin.
Contoh hoax yang beredar di masyarakat adalah orang yang meninggal dunia setelah mendapatkan vaksin. Bila diperiksa secara menyeluruh, bisa saja pasien yang meninggal telah terinveksi saat divaksin namun tidak berkata jujur pada saat screening awal sebelum vaksin.
“Kasus yang meninggal dunia setelah vaksin adalah karena pasien tidak berkata jujur dan menceritakan keluhan atau gejala yang dialami pada saat akan divaksin,” pungkas dr. Dasdo.
Walikota Pekanbaru Dr. H. Firdaus, S.T., M.T melepas tim Satgas Covid-19 di Kota Pekanbaru yang hendak melakukan penyemprotan disinfektan di sepanjang jalan protokol, Kamis (10/6). Kegiatan ini sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19.
Firdaus mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian HUT Pekanbaru ke-237. Ia menyebut satu agenda hari jadi Kota Pekanbaru adalah penyemprotan disinfektan.
“Kita ingin maksimalkan penanganan Covid-19 dengan penyemprotan disinfektan di jalan protokol kota,” terangnya selepas kegiatan.
Penyemprotan disinfektan ini menyasar jalan protokol. Satu di antaranya Jalan Jendral Sudirman.
Jalur ini sebagai jalur utama penyemprotan disinfektan dari simpang tiga Bandara SSK II hingga Jembatan Siak IV. Tim juga masuk ke ruas jalan-jalan sirip untuk melakukan penyemprotan disinfektan.
“Mereka juga melakukan penyemprotan di pemukiman yang zona merah,” terangnya.
WaliKota juga mengajak masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan. Masyarakat juga harus menjaga kebersihan lingkungan juga faktor yang menentukan penyebaran Covid-19.
“Saat ini masih banyak zona merah, maka lingkungan pemukiman juga jadi sasaran penyemprotan disinfektan,” paparnya.
direkomendasikan berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 130 Tahun 2020 tentang perubahan kedua atas peraturan Walikota Pekanbaru nomor 104 Tahun 2020 ini berisikan tentang pedoman perilaku hidup baru masyarakat produktif dan aman dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19.
Sistem pencegahan dan pengendalian Covid-19 dengan Teman Sehat ini ditujukan bagi para pengelola usaha dan juga pariwisata yang ada di Pekanbaru. Setiap pengelola usaha dan juga pariwista akan menggunakan sistem Buku Tamu Digital yang terintegrasi dengan paspor kesehatan digital dari Teman Sehat. Di mana status para pengguna dapat terpantau dan juga dapat terintegrasi dengan fasilitas kesehatan yang tersedia di Kota Pekanbaru.
Penanganan dan pengendalian Covid-19 di Pekanbaru juga didukung dengan regulasi. Pada Rabu (5/5/2021), DPRD Pekanbaru telah mengesahkan Raperda tentang Penanggulangan Covid-19 menjadi Perda. Selain kebijakan, Perda tersebut juga mengatur regulasi sanksi pidana dan denda bagi pelanggar Perda. Meski agak sedikit terlambat dari daerah lain, akhirnya Kota Pekanbaru memiliki Perda Penanganan Covid-19.
Tak cukup regulasi, juga didukung oleh anggaran. APBD Pekanbaru 2021, misalnya, mengalami pergeseran 8 persen. Anggaran yang bergeser ini rencananya untuk mendukung penanganan Covid-19.
“Jadi arahan dari pemerintah pusat, vaksinator itu mendapat insentif,” jelas Sekdako Muhammad Jamil. Anggaran yang bergeser ini untuk mendukung kegiatan penanganan Covid-19 yang belum teranggarkan. Ada juga anggaran untuk penanganan Covid-19 di RSD Madani dan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.
“Kita juga anggarkan penanganan pasien di Rusunawa Rejosari sebagai lokasi isolasi khsusus pasien Covid-19,” ulas Sekdako Jamil.
Mengintensifkan Vaksinasi
Langkah lain yang tak kalah pentingnya adalah vaksinasi, yang diharapkan akan meningkatkan kekebalan masyarakat. Vaksinasi atau imunisasi merupakan prosedur pemberian suatu antigen penyakit, biasanya berupa virus atau bakteri yang dilemahkan atau sudah mati, bisa juga hanya bagian dari virus atau bakteri. Tujuannya adalah untuk membuat sistem kekebalan tubuh mengenali dan mampu melawan saat terkena penyakit tersebut.
Setakat ini, baru sekitar 90.000-an warga Kota Pekanbaru yang menjalani vaksinasi Covid-19. “Pemko Pekanbaru menargetkan di tahun 2021 sebanyak 700 ribuan orang warga sudah divaksin. Untuk mencapai itu, akan ada vaksinasi massal digelar di sejumlah tempat. Dan disaat ini, sudah berkisar 70 persen dari total penduduk Kota Pekanbaru, adalah mencapai 1,1 juta jiwa,” terang Walikota Pekanbaru Firdaus ST MT.
Dikatakan, untuk mencapai target itu maka didalam waktu dekat ini vaksinasi massal akan digelar tiga tempat. Nanti, ada empat kelompok prioritas penerima vaksin. Di antaranya, tenaga pendidikan, rohaniawan, RT/RW, tokoh masyarakat yang termasuk dalam LPM. Pemko Pekanbaru siapkan tiga tempat vaksinasi, antara lain berada di Gelanggang Remaja, Hotel Novotel, dan Hotel Furaya.
Pemko Pekanbaru juga akan menerapkan vaksinasi keliling. Lima unit bus vaksinasi keliling ini diluncurkan langsung oleh Walikota Pekanbaru Firdaus Kamis (27/5/2021) di halaman Mal Pelayanan Publik Jalan Jenderal Sudirman.
Peluncuran bus vaksinasi keliling juga dihadiri Wakil Walikota, Ayat Cahyadi dan berbagai unsur pimpinan lainnya. “Dengan bus ini tim akan bergerak ke lapangan untuk penyuntikan vaksin warga,” terang Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dr Zaini Rizaldy Saragih, Rabu (26/05/2021).